Langit dan Bumi

,



Ka'bul Ahbar ra. meriwayatkan " Di antara langit dan bumi terdapat awan - awan tipis di antasnya ada beberapa burung berwarna putih, kepalanya mirip kuda dan mempunyai jambul seperti para wanita. Ia mempunyai sayap yang panjang sampai ia tidak mempunyai tempat untuk bergantung di langit dan tempat tinggal di bumi, ia bertelur dan beranak di atas awan yang berada di udara,' Ia berjalan di atas awan itu sebagaimana burung - burung lainya berjalan di atas air. Dekat dan tempat itu ada seekor burung bernama Hajal, yang sedang membuat sarang di udara. Ia lahir di udara sebagaimana lebah lahir dari induknya. Ia mendatangi sarang - sarang burung kemudian mengambil salah satu telurnya dan kemudian merawatnya. Bila anak burung yang berada dalam telur itu telah bisa bergerak kemudian mempunyai kekuatan untuk terbang maka anak burung ini mencoba terbang sampai bertemu dengan induknya yang telah mengandungnya sejak semula. Dan  selanjutnya ia tidak bertempat tinggal di udara lagi. Kabarnya, burung rajawali tidak menyetubuhi betinanya akan tetapi yang menyetubuhinya adalah burung dari jenis lainya. Kisah ini di riwayatkan oleh penulis kitab, " Sakardan. "

Riwayat lain mengatakan bahwa burung Hajal berada di angin bagian bawah sedangkan burung Ya'sub tinggal di angin bagian atas. Maka burung ini mengawininya. Sang pnyair berkata :
" Engkau bagaikan burung rajawali yang ibunya di ketaui tapi bapaknya tidak "

Ada kisah yang menakjubkan bahwa di negeri Cina terdapat sebuah kota yang bernama Dikkin. Di kota itu, terdapat sebuah gunung yang terlihat di kelilingi oleh api yang tidak di ketaui siapa yang menyalakannya, di gunung ini terdapat seekor burung yang bernama Samanda!. Burung ini seukuran dengan burung Nasar ( burung pemakan bangkai,ed ) ia bersarang di gunung ini yang di dalamnya terlihat bara api, ia berkembang biak di gunung ini tanpa terbakar oleh api itu. Ada yang mengatakan bahwa bulunya bisa di buat sebagai bahan handuk. Bila handuk itu telah kotor maka di lemparkanlah ke dalam api maka ia akan bersih seketika dari kotorannya tanpa terbakar.Dan dari bulunya dapat di buat pula sebagai sumbu lampu yang apabila minyaknya telah kosong, sumbu itu akan mati dengan sendirinya dan tidak habis termakan oleh api. Dan begitulah seterusnya. Kabarnya lemak burung ini bila di oleskan pada tubuh seseorang kemudian ia masuk ke dalam api maka ia tidak terbakar. Jika orang tersebut ingin membatalkan fungsi lemak tadi, maka hendaknya ia mengoleskan air cuka di atasnya karena air cuka dapat merusak lemak.

Keanehan lainya adalah ada seekor burung yang bernama Samarmur, bentuknya seukuran dengan burung Tiung sifatnya adalah ia, suka makan belalang sebelum menempati mata air yang berada di suatu dataran tinggi di negara" Ajam ( selain Arab ). Bila di antara negara - negara tersebut ada yang di serang oleh hama belalang., maka para penduduk mengutus dua penunggang kuda menuju mata air tersebut. Kemudian dua penunggang kuda itu membawa air dari tempat itu bagi para penduduk. Kemudian mereka menggantung air itu di antara langit dan bumi. Bila air itu di tuangkan ke tanah yang terserang hama belalang maka burung yang bernama Samarmur ini akan mendatanginya kemudian memakan belalang itu sampai habis.

Ada yang menyebutkan selama air itu ada di tanah maka belalang tidak akan berani mengusik tanah tersebut. Di antara karakteistik air itu adalah bila di letakkan pada sebuah bejana yang terletak di atas tanah maka kegunaanya akan sirna. Adapun hikmah dalam pengiriman dua penunggang kuda pada mata air yang akan di datangi oleh burung Samarmur adalah karena takut diantara keduanya ada yang mati, maka lainya bisa membawa air. Kabarnya mata air itu bernama Samarmur kemudian nama ini di bangsakan pada burung tersebut.

Di antara yang menguatkan kisah ini adalah pada tahun 852H. ada seorang asing meghadap raja Azh-Zhahir dengam membawa satu bejana yang terbuat dari tembaga dalam ke adaan tertutup, Beliau mengira bahwa di dalam bejana tersebut terdapat air Samrmur. Maka sang raja memberi seribu dinar sebagai upah atas kelelahannya. Kemudian beliau menggantungkan bejana tadi pada atap kerajaan dan air itu berada di dalam bejana itu dalam waktu yang lama. Dan saat itulah hama belalang tidak terdapat lagi di kota Mesir.

Ada suatu riwayat dari Ibnu " Abba ra. bahwa di antara langit dan bumi terdapat suatu lautan api namun tak berasap, Kabarnya jin di ciptakan dari laut itu.

( Catatan sedehana ) Di riwayatkan oleh Asy.Sya'bi dalam kitab ' Araa'is, " Bahwa burung hud - hud bisa melihat air yang berada di bawah tanah sebgaimana salah seorang di antara kamu melihat dasar tempat yang berisi air jernih"




Dan di riwayatkan bahwa ada burung gagak bernama A'war, Ia di namai dengan nama itu karena burung tersebut mempunyai penglihatan yang tajam pada sebelah matanya dan lemah pada mata yang lainya. Sebagiamana perkataan penyair. " Mereka telah menganianya ketika mengangkatnya sebagai tuan, sebagaimana orang - orang menganiaya burung gagak dengan julukan " Si Mata Satu."

KEMBALI KE KISAH PARA RASUL