Hujan

,



Ibnu 'Abbas meriwayatkan," Bahwa Allah SWT menugaskan beberapa malaikat untuk mengatur hujan, maka tak satu tetespun yang jatuh kecuali bersamanya seorang malaikat yang meletakkannya menurut kehendak Allah  SWT, baik itu di darat maupun di laut, Bila tetesan hujan itu jatuh di atas bumi, Allah menumbuhkan dengan hujan itu berbagai tanaman dan tumbuhan . Sesuai dengan Firmnya-Nya
Artiya : 
" Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh - tumbuhan," ( Qs. Al An'aam (6) : 99 ) "

Dan apabila tetesan itu jatuh ke laut,Allah SWT menjadikan darinya berbagai mutiara yang berukuran kecil dan besar. "

Aristoteles mengatakan," Bukankah air hujan jatuh ke lautan yang mengelilingi dunia ketika berhembusnya angin utara, apabila air laut bergejolak dengan membawa ombak- ombak maka turunlah hujan deras dari langit. Pada saat itu, naiklah kulit kerang ke permukaan air laut lalu membuka mulutnya dan menelan tetesan air hujn sebaimana" Farji" menelan " Nuthfah," Kulit kerang tersebut senantiasa berada di tempat - tempat di bawah laut sambil menunggu hujan turun sampai akhirnya ia menjadi mutiara. Bila hujan telah turun, kulit kerang ini menyelam ke dasar lautan. Maka para penyelam mengambil kerang - kerang itu dan mengumpulkanya dalam wadah - wadah yang telah di siapkan di dada mereka. Apabila mutiara - mutiara itu tertinggal dalam kulit kerang di lautan dalam jangka waktu yang lama maka ia akan rusak dan berubah warnanya, seperti halnya buah - buahan yang apabila di tinggalkan tetap berada di pohon dan tidak di petik dari dahanya. 

Di kisahkan ada seorang Arab pergi ke kota Basrah. Ia membawa sebuah mutiara yang sangat berharga, kemudian ia membawanya ke seorang penjual minyak di sana dan memintanya untuk membeli permata tersebut darinya. Maka si penjual minyak wangi membeli mutiara itu darinya dengan harga yang paling rendah. Lalu si penjual minyak wangi bertanya kepada orang Arab tersebut, " Dari manakah anda  mendapatkan mutiara ini,? Ia menjawab," Pada suatu hari, aku melewati sebuah pantai di negeri Cina kemudian aku melihat seekor musang yang telah menjadi bangkai dan mulutnya terdapat sebuah kulit kerang. Di dalam perut kulit kerng itu ada cahaya putih yang menyilaukan kemudian aku menemukan permata itu di sampingnya maka aku mengambilnya dan pergi." Hal yang aku ( penulis kitab ) mengerti dari peristiwa ini adalah bahwa kerang laut yang di dalamnya terdapat mutiara - mutiara ini keluar dari air laut untuk menghirup udara sebagaimana biasaya ketika musang itu lewat di pantai, ia melihat seonggok daging berwarna merah berada di perut kulit kerang itu. Padahal kulit kerang itu sendang membuka mulutnya maka musang itu menerkam dan membunuhnya. Ia memasukkan kulit kerang itu ke mulutnya akan tetapi kulit kerang itu menutup kembali. Diantara sifat kulit kerang itu adalah apabila ia telah menutup kulit kerangnya karena adanya sesuatu hal, ia tidak akan membukanya kembali sampai di congkel dengan besi. Ketika kulit kerang itu menutup di mulut musang, ia membawanya pergi , Lalu musang ini mendatangkan bencana di muka bumi, baik di utara maupun di selatan sampai akhirnya ia mati. Maka keluarlah mutiara ini dari perutnya kulit kerang kemudian lewatlah orang Arab tersebut lalu ia mengambilnya. Tapi ia tidak mengetaui berapa harga mutiara itu sehingga mutiara tersebut menjadi rezeki bagi si penjual minyak wangi. Ia menjualnya dengan harga seribu dinar. Ukuran mutiara itu adalah sebesar telur burung merpati.




Ibnu ' Abbas ra, meriwayatkan," Sesungguhnya air hujan berasal dari lautan yang berada di antara langit dan bumi. Laut ini banyak airnya serta terdapat ikan dan katak di dalamnya. Air hujan ini turun pada hari tertentu di beberapa tempat di muka bumi dengan membawa katak dan ikan yang kecil. Bukti kebenaran kisah ini adalah bahwa ada seorang raja yang melepaskan seekor elang yang berbulu lebat ke udara, kemudian elang ini naik ke angkasa dan menghilang dari pandangan. Lalu ia pulang dan di kakinya terdapat seekor ikan. Melihat ikan tersebut sang raja ingin memakanya. Namun sebelum itu, ia mendatangkan para ahli hikmah untuk meminta pendapat mereka untuk memakan ikan ini, Maka mereka mengizinkan sang raja untuk memakannya. Tiba - tiba diantara orang - orang yang hadir berdirilah seorang pemuda yang sejak tadi mengamati jalanya musyawarah. Ia berkata," Wahai Paduka! Daging ikan ini beracun jadi ia tidak boleh di makan " Sang raja bertanya," Dari mana kau mengetaui hal ini ?" Ia menjawab, " Sesungguhnya Allah SWT menciptakan menciptakan sebuah lautan di antara langit dan bumi ada suatu riwayat yang memberitaukan bahwa di laut tersebut ada ikan - ikan yang mengandung racun. Ketika paduka melepas burung rajawali yang berbulu lebat dan membiarkannya, ia telah menyambar seekor ikan dari laut tersebut. Laut ini hanya bisa di capai oleh burung rajawali yang lepas. Jika paduka ingin membuktikan kebenaran perkataan hamba, maka datangkanlah seorang tawanan yang di vonis mati untuk memakan ikan tersebut. Maka paduka akan melihat kebenaran perkataan hamba." Kemudian sang raja mendatangkan tawanan yang di vonis mati, lalu memintanya untuk memakan ikan ini. Ketika tawanan tersebut telah memakannya, ia gemetar tewas seketika. Melihat hal ini sang raja memberi hadiah kepada si - pemuda itu sebanyak 1.000 dinar. Untuk selanjutnya dalam menyelesaikan setiap urusannya, sang raja selalu meminta nasehat pemuda tersebut.
KEMBALI KE KISAH PARA RASUL