Legenda Joko Tengger dan Sepasang Meriam Pusaka ( Cerita dari Jawa Timur )

,



Di Desa Tengger,Jawa Timur, tinggalah Joko Tengger bersama ayah dan ibunya. " Joko Tengger adalah anak yang Sakti dan menghormati  orangtuanya. Ia pun selalu membatu ayah ibunya bekerja di ladang.
Dengan kesaktianya, ia bis membawa hasil ladang ke kota dengan jumlah yang sangat banyak hanya dengan menggunakan sebatang pohon cemara. Kemampuan Joko Tengger Akhirnya terdengar oleh istri Sultan Kertasura. Ia memanggil, Joko Tengger menghadap ke istana dan memintanya mengabdi sebagai prajurit.
Joko Tengger bersedia memenuhi permintaan Sri Sultan Ketasura, Ia pun tinggal di istana mengabdi sebagai prajurit istana.
Suatu hari Sri Sultan Ketasura memanggil lagi, Joko Tengger menghadap " Joko  Tengger, senjata apakah yang kau miliki, ? tanyanya, 
" Paduka, hamba tidak memounyai senjata apapun , " Jawab Joko Tengger.
" Sebagai Prajurit, seharusnya kau mempunyai senjata yang bisa kau andalkan," ujar Sri Sultan.
" Maaf, Paduka sebaiknya hamba tanyakan saja pada orang tua hamba, Mungkin mereka punya senjata yang akan di wariskan," tetapi belum sampai di sampaikan kepada hamba, " Hamba minta izin untuk pulang menemui orang tua hamba menanyakannya, " kata Joko Tengger.
Raja mengizinkan, Joko Tengger pun  kembali ke Kampung orang tuanya. Orang tuanya menyambut kedatangan anak mereka dengan bahagia, Joko Tengger pun menanyakan soal senjata pusaka kepada orang tuanya.
Ayahpun tertegun mendengar pertanyaan putranya, Sebagai orang yang hidup sederhana, mereka tidak punya warisan pusaka apapun untuk Joko Tengger. 'Putraku ketauilah senjata warisan yang paling ampuh bagimu adalah orangtuamu ' Ayah Ibumu, " ujar sang Ayah dengan bijaksana.
"Terima kasih atas jawabanya, Ayah kalau begitu, ikutlah dengan Ku, ke kerajaan Kertasura, Aku ingin menunjukkan kepada Sri Sultan bahwa senjatku yang paling ampuh adalah Ayah dan Ibu ujar Joko Tengger.
Ki Umang dan istrinya lalu menuruti permintaan Joko Tengger , " Mereka pun berangkat ke Kertasura.
Setelah sampai di istana, tiba-tiba Ki Umah dan istrinya berubah menjadi dua buah meriam yang sangat ampuh. Betapa sedih Jopko Tengger dengan perubahan wujud kedua orangtuanya, " Namun, ia tetap menghadap Sri Sultan.
" jadi, apakah kau sudah mengetaui jawabanya " tanya Sri Sultan Kertasura 
Joko Tengger mengerahkan kedua meriam yang merupakan perubahan wujud dari orang tuanya, " Inilah senjata hamba,.
Kedua meriam tersebut teryata sangat ampuh, Dalam beberapa kali pertempuran, meriam- meriam ini sangat tangguh dan bisa menghancurkan musuh dengan hebat.
Akhirnya, kedua meriam tersebut di beri nama, Kyai Setomo dan Nyai Setomi kini, Kyai Setomo di letekkan di Taman Fatahillah, Jakarta , Sementara itu Nyai Setomi di letakkan di Krobongan, Sitinggi lar Komplek Keraton, Jawa Tengah.


 KEMBALI KE CERITA DARI JAWA TIMUR