Hikayat Cindelaras ( Cerita dari Jawa Timur )
Cindelaras adalah anak dari permaisuri Raden Putra yang lahir di hutan. Ibunya di buang ke hutan karena permaisuri itu di tuduh mencuri istri Kedua sang Raden. Anak initumbuh menjadi pemuda tampan dan sangat akrab dengan binatang hutan.
Pada suatu hari, ketika sedang bermain, seekor burung Rajawali menjatuhkan sebutir telur di dekat Cindelaras. Pemuda ini membawa telur itu pulang dan menyimpanya sampai menetas. Anak Ayam tersebut di rawatnya dengan baik sehingga, Bunyi Kokok ayam itu menyerupai suara manusia.
Kukuruyuk. Tuanku Cindelaras rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra" Cindelaras terkejut dengan bunyi Kokok ayam tersebut. Hal ini sampaikannya kepada Ibunya. Ibunya menceritakan asal usul mereka dan mengapa mereka tinggal di hutan
Cindelaras minta izin Kepada ibunya untuk berangkat ke Istana dan membongkar tuduhan yang tak benar itu. Dengan restu ibunya, ia berangkat dengan membawa ayam jantannya.
Dalam perjalanan, Cindelaras melewati banyak tempat dan banyak orang yang memintanya mengadu ayam jantanya, Ayam Cindelaras selalu menang.
Kehebatan ayam Cindelaras sampai ke telinga Raden Putra. Ia pun meminta hulu balang memanggil Cindelaras, ke istana dengan santun. Cindelaras menghadap kepada Raja. Raden Putra memperhatikan anak ini dengan saksama dan merasa anak itu bukan anak sembarangan, Sang Raja ingin mengadu ayam Cindelaras dengan ayamnya. Pemuda itu mengajukan syarat, Ia berani di hukum apa pun jika kalah, tetapi ia jika menang ia minta setengah kekayaan istana.
Raden Putra setuju, Dengan di saksikan oleh rakyat, dua ekor ayam ini bertarung, dengan gagahnya. Hanya dalam waktu beberapa menit, ayam Raden Putra di kalahkan oleh milik Cindelaras.
Raden Putra menerima kekalahanya, " Aku mengaku kalah, anak muda, dan aku akan menepati janjiku, Tetapi tolong, kapasa siapakah Kau sebenarnya?"
Cindelaras membungkuk dan membisikkan sesuatu kepada ayamnya, Tak berepa lama, ayam jantannya berkokok.
" Kukuruyuk, " .... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra."
Raden Putra terkejut, " Apakah itu benar?, Tiba- tiba, Patih Raja yang dulu menolong ibu Cindelaras menceritakan tuduhan palsu sang istri kedua terhadap sang permaisuri. Ia juga menceritakan bahwa permaisuri masih hidup.
Raden Putra merasa sangat menyesl dan berjanji memberi hukuman kepada orang yang menuduh permaisuri, Lalu, ia pergi ke hutan menjemput Permaisuri dan membawanya kembali ke istana bersama Cindelaras.
Keluarga itu berkumpul kembali, Ketika raden Putra wafat, Cindelaras menggantikan ayahnya memimpin Kerajaan Jenggala dengan adil dan bijaksana.
KEMBALI KE CERITA DARI JAWA TIMUR
KEMBALI KE CERITA DARI JAWA TIMUR