Kisah Sa-Ijaan dan Ikan Todak ( Cerita dari Kalimantan Selatan )

,



Pada Zaman dahulu, hiduplah seorang pertapa bernama Datu Mabrur. Ia bertapa diantara Selat Laut dan Selat Makassar untuk memohon kepada Sang Pencipta agar di beri sebuah  pulau, Pulau itu akan di jadikannya tempat tinggal anak - cucu dan keturunanya.
Ia bertapa dengan khusuk, Pada malam hari, terkadang tubuh Datu Mabrur seolah-olah membeku Cuaca yang berganti-ganti, kadang dingin, kadang angin, kadang hujan, atau embun dan kabut menyelimuti tubuhnya. Siang hari, terik matahari membakar tubuhnya yang kurus, kering dan hanya di bungkus sehelai kain. Ia tidak pernah makan, hanya meminum air hujan dan embun yang turun.
Pada hari terakhir ia bertapa, Ketika laut tenang , seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Datu Mabrur tidak membuka mata dan tidak bergerak dari tempatnya duduk. Ia menepis serangan mendadak itu. Ikan tersebut selalu terpelanting dan jatuh kembali ke air.
Pada serangan terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya. Ikan tersebut terjepit di antara karang. Napasnya tersengal-sengal dan kesakitan.
Datu Mabrur mengampirinya, " Wahai Ikan, Kenapa kalian selalu menggangu bertapaku?, 
" Aku Ikan Todak Rajanya Ikan Todak, Kami merasa terganggu, karena bertapamu membuat alaut ini bergelora, Kami bermaksud menyerangmu, Tetapi, engkau sakti sekali, Kami menyerah , Kerika akan menyerangmu tadi, aku dan rakyatku sepakat jika kami kalah, kami akan mematuhi apa pun perintahmu,kata Raja ikan Todak sambil menahan sakit.
Datu Mambrur pun membantu melepaskan ikan tersebut dari karang dan melepaskanya ke laut. Raja Ikan Todak sangat berterima kasih. Ia menawari Datu Mambrur, sebuah istanah bawah Laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita, Namun Datu Mambrur menolaknya.
" Tujauanku bertapa adalah untuk mendapatkan sebuah pulau, agar ada tempat bagi keturunanku untuk tinggal, " Kata datu Mambrur.
Tanpa diduga, Raja Ikan Todak menyanggupinya, " Aku tak akan berdusta, Ini supah raja," katanya.
Sebelu tengah malam ketika pertapaanya akan berakhir, Datu Mabur di kejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Di bawah permukaan air, teryata jutaan ikan dari berbagai jeniss mendorong dan memunculkan daratan baru dari dasar laut, Sambil mendorong mereka serempak berteriak, " Sa-Ijaan, Sa-Ijaan,"
Datu Mabrur terkejut dan tercengang di batu karang tempat ia bertapa.Teryata Raja ikan Todak sedang memenuhi sumpahnya, datu Mabrur sangat gembira. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada sang pencipta, ia menamakan tempat itu Pulau Halimun, Pada kemudian hari, Pulau Halimun kemudian di sebut Pulau laut karena ia timbul dari dasa laut dan di kelilingi laut.
Sekarang Sa-ijaan ( berarti siya sekato ) merupakan slogan kabupaten, Kotabaru, Kalimantan Selatan, sementara ikan todak merupakan lambang daerahnya.
KEMBALI KE CERITA DARI KALIMANTAN SELATAN