KIsah Madin TangkaRamin ( Cerita dari Kalimantan Selatan )

,



Dahulu Kala,di ssebuah Desa bernama Malina, Kabupaten Hulu Sungai, Selatan. Provinsi Kalimantan Selatan., " hiduplah dua orang pemuda bernama Bujang Alui dan Bujang Keratauan.
 Bujang Alui merupakan pemuda tampan dan kaya, Namun ia juga, sombong dan selalu membawa Keris di pinggangnya, Ke manapun ia pergi,.Ia merasa kuat dan sakti sehingga sering mempertontonkan keberaniannya di depan orang banyak.
Sementara itu, Bujang Katauan adalah pemuda sederhana, dan bersahaja, Meski wajahnya tak setampan, Bujang Alui, ia sangat rendah hati dan penyabar. Bujang Keratuan juga mempunyai senjata yang selalu, di bawanya ke mana-mana, yaitu sejenis parang bungkul yang merupakan senjata tradisional masyarakat Banajar,Senjata itu tidak pernah di kelurakannya dari bungkusnya selama tidak di perlukan.
Pada suatu hari, penghuni desa di gemparkan dengan berita hilangnya seseorang gadis warga desa tersebut. Hal ini sangat mempermalukan anggota masyarakat. Teryata, gadis itu di sembunyikan oleh Bujang Alui. Pemuda sombong itu pun menantang penduduk untuk menjemput gadis itu, asalkan mampu menangkal ujung keris saktinya. Bujang Karatuan yang menawarkan diri, untuk menjemput sang gadis.
Perkelahian tak bisa dielakkan, Bujang Alui menyerang dengan keris nagarunting miliknya. Sementara Bujang Karatuan lebih banyak menangkis, Lalu, BUjang Alui menantang Bujang Karatuan untuk berlaga di tempat lain, yaitu di Mandin Tangkaramin, air terjun di desa mereka.
Saat yang di tentunkan pun tiba, Mereka bertarung dengan sama hebatnya, Tak ada yang terluka karena keduanya memang sakti, Namun setelah berkali - kali bagian tumpul parang bungkul Bujang Karatuan menghantam tubuh Bujang Alui, pemuda itu menderita luka yang parah, Akhirnya, Bujang Alui meninggal dunia.
Keluarga bujang Alui ingin menuntut balas, Tak ada satu pun dari mereka yang ingat bahwa semua itu adalah kesalahan Bujang Alui yang angkuh. Keputusan keluarga besar Bujang Alui di dengar oleh keluarga Bujang Keratauan, Keluarga Bujang Keratauan di dukung oleh masyarakta setempat, tetapi mereka tidak ingin melibatkan masyarakat. Mereka takut akan banyak korban yang berjatuhan.
Ayah Bujang Karatauan pun mengatur  siasat. Mereka mempersiapkan puluhan oboor Ketika, malam telah tiba, mereka semua keluar dari rumah, dengan  membawa obor-obor yang menyala dalam gelap sehingga masuh terpancing mengejar kumpulan obor - obor itu.
"Kita lari ke mandin Tangkaramin, perintah ayah Bujang Karantaun, Mereka pun berlari ke lokasi air terjun tempat pertarungan Bujang Alui dan Bujang Karatauan berlangsung keluarga Bujang Alui mengejar musuhnya dengan berpatokan pada nyala obor yang di bawa oleh keluarga Bujang Karatauan.
Sesampainya di puncak Mandin Tangkaramin, ayah Bujang Karantauan memerintahkan semua untuk membuang obor-obor yang mereka bawa ke jurang di bawah mereka.
Keluarga Bujang Alui tidak mengetaui bahwa mereka di jebak. Mereka mengira keluarga mengetaui bahwa mereka di jebak, Mereka mengira keluarga Bujang Karantauan sedang mengambil jalan pintas. Mereka pun memintas menuju, obor - obor tersebut sehingga mereka hampir jatuh ke jurang, Untuglah keluarga Bujang Alui menolong mereka.
 KEMBALI KE CERITA DARI KALIMANTAN SELATAN


  http://www.gamingjobsonline.com/images/tested-3.jpg
                                   
                                                GET MONET PLAYING GAME