Caadara ( Cerita dari Papua )
Di desa Kramuderu, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Wire mempunyai seorang anak laki-laki bernama Caadar. Sejak kecil, Caadara akan dapat menggantikannya menjadi panglima perang yang tangguh. " Suatu saat. Wire menguji kemampuan putranya dengan menyuruh Caadara berburu ke hutan. Caadara sangat senang, lalu mengajak sepuluh orang temanya untuk berburu.
Di dalam hutan, mereka berhasil menembak beberapa ekor binatang. Setiap hari, mereka berburu tanpa hambatan,Pada hari ketujuh, mereka terkejut ketika bertemu dengan seekor anjing pemburu. Menurut Caadara, anjing pemburu menandakan bahwa mereka dalam bahaya.
Caadara memimpin teman- temannya untuk berjaga-jaga menghadapi musuh, Mereka menyiapkan busur, kayu pemukul, anak panah da alat perang lainya.
Ketika pagi menjelang tiba-tiba terdengarlah suara yang menakutkan. Caadara meminta pasukannya tenang dan waspada. Ia memerintahkan untuk membuat pertahanan di tanah lapang yang dipenuhi semak belukar." Dengan membuat benteng pertahanan de semak belukar; kita bisa menangkis serangan musuh dan mengalahkanya seru Caadara.
Ketika benteng pertahanan telah mereka buat, muncullah sekitar limapuluh orang suku Kuala yang menyerang dengan berteriak - teriak mereka menyerang dengan tombak dan tongkat pemukul, Caadara dengan gagah memimpin pertempuran ini, bertempur hanya dengan mengunakan parang dan alat pemukul. Kekuatan pasukan Caadara cukup tangguh. Caadara berhasil menumbangkan sekitar dua puluh orang.
Puluhan orang lainya dirobohkan oleh kawan - kawan Caadara. Sisanya lari ketakutan menyelamatkan diri.
Kebrhasilan ini membuat Caadara sangat di segani oleh pasukannya itu. Kampung Kramuderu pun gempar dengan kemenangan mereka.
Wire kepada putranya, " Caadara aku sangat bangga kepadamu.Kau pantas menggantikanku sebagai panglima perang," katanya kepada Caadara.
Sebuah pesta kemenangan pun di selenggarakan untuk Caadara. Ia diberikan anugerah berupa kalung yang terbuat dari gigi binatang, yang di hiasi dengan bulu burung kasuari dan candrawasih.Sealain itu, ia juga diberi hadiah dua belas burung cendrawasih. Caadara juga mengatur siasat untuk menyerang balik suku Kuala.
Sejak itu, Caadara sangat terkenal dengan taktik perangnya.Taktik perang itu di namakan Caadara Ura, yaitu Taktik perang dengan cara berlari menyerbu dengan melempar senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan Lemparan kayu.Hingga kini, di Papua. Caadara di kenang sebagai pahlawan.
Back Ke Cerita Dari Papua
Back Ke Cerita Dari Papua