Legenda Rambun Pamenan ( Cerita Dari Sumatra Barat )
RAMBUN PAMENAN
Rambun Pamenan adalah anak bugsu dari seorang perempuan yang cantik jelita bernama Lindung Bulan. Ia mempunyai Kakak laki - laki bernama Reno Pinang.
Mereka sudah tidak punya ayah, Kecatintakanya Lindung BUlan sampai terkenal ke seluruh negri.
Di Negri Terusan Ceriman, hiduplah raja yang sangat kejam bernama Raja Angek Garang. Ia ingin memperistri Lindung Bulan Namun, lamaranya di tolak oleh lindung BUlan, Raja Angek Garang sangat murka dan memerintahkan panglimanya, yaitu Palimo Tadung untuk menculik Lindung Bulan, Lindung Bulan di kurung di Penjara Bawah Tanah, Lindung Bulan di perlakukan dengan tidak baik selama bertahun - tahun dalam penjara.
Ia jarang di beri makan sehingga badanya menjadi kurus, dan kecantikanaya memudar, setelah dewasa Rambun Pamenan berniat membebaskan ibunya, awalnya Reno Pinang menahan ke inginan adiknya, yang membahayakan itu. Namun tekad Rambun Pamenan telah bulat sehingga Reno Pinang pun setuju, Rambun memulai perjalanannya, Ia berjalan seorang diri keluar masuk hutan, mendaki dan menuruni gunung,
Suatu ketika, Rambun menumpang istirahat di rumah seorang petani yang sedang menggarap ladangnya di tepi hutan, Rambun membantu petani tersebut bekerja. Si Petani memberi tahu bahwa untuk menuju Negeri Terusan Cermin, ia harus melewati hutan sebelah barat. Petani tersebut memberikan tongkat sakti bernama Manau Sungsang, Saat melanjutkan perjalanan, Rambun bertemu dengan seorang laki - laki yang sedang di lilit ular. Dengan bantuan Tongkat Manau Sungsang, ia dapat melepaskan orang tersebut dan membunuh ular besar itu. Sebagai ungkapan terima kasih, orang tersebut bersedia mengantar Rambun Pamenan ke Negeri Terusan Cermin. lalu mereka pun sampai di dusun dekat Istana Raja Angek Garang.
Setelah mengamati, Rambun pun mendatangi istana dan segera di hadang oleh para hulubalang. Tongakt Manau Sungsang, Rambun dapat ke sana kemari seperti mainan. Dengan bantuan Tongkat Manau Sungsang, Rambun dapat melumpuhkan para hulubalang.
Mendengar anak buahnya di kalahkan, Palimo Tadung pun turun tangan Namun, ia juga bisa di kalahkan oleh Rambun Pamenan dengan tongkat saktinya.
Raja Angek Garang yang mendengar kejadian tersebut sangat murka Ia marah karena para hulubalang nya tak bisa menjalankan tugas dengan benar. Dengan pedang terhunus, ia mendatangi Rambun.
" Kamu tidak akan sanggup melawanku, bocah kecil Pedangku sangatlah sakti," Raja Angek Garang.
Ketika Raja Angek Garang agak lengah, Rambun pun loncat memukulkan tongkatnya ke arah Raja Angek Garang. Pedang Raja Kejam itu pun lepas dari genggamanya, Saat itu juga Rambun memukulkan tongkatnya ke kepala Raja Angek Garang hingga jatuh tersungkur, Raja kejam itu pun tewas. Rakyat yang menyaksikan sangat gembira karena Rambun bisa membebaskan mereka dari raja yang kejam itu.
Rambun Pamenan pun akhirnya berhasil membebaskan ibunya, Rakyat Negeri Terusan Cermin pun meminta Rambun Pamenan untuk memimpin negeri mereka namun, Rambun menolaknya karena tujuan utamanya hanyalah untuk membebaskan sang Ibu yang selama ini di culik Raja Angek Garang.
KEMBALI KE CERITA DARI SUMATRA BARAT
Rambun Pamenan adalah anak bugsu dari seorang perempuan yang cantik jelita bernama Lindung Bulan. Ia mempunyai Kakak laki - laki bernama Reno Pinang.
Mereka sudah tidak punya ayah, Kecatintakanya Lindung BUlan sampai terkenal ke seluruh negri.
Di Negri Terusan Ceriman, hiduplah raja yang sangat kejam bernama Raja Angek Garang. Ia ingin memperistri Lindung Bulan Namun, lamaranya di tolak oleh lindung BUlan, Raja Angek Garang sangat murka dan memerintahkan panglimanya, yaitu Palimo Tadung untuk menculik Lindung Bulan, Lindung Bulan di kurung di Penjara Bawah Tanah, Lindung Bulan di perlakukan dengan tidak baik selama bertahun - tahun dalam penjara.
Ia jarang di beri makan sehingga badanya menjadi kurus, dan kecantikanaya memudar, setelah dewasa Rambun Pamenan berniat membebaskan ibunya, awalnya Reno Pinang menahan ke inginan adiknya, yang membahayakan itu. Namun tekad Rambun Pamenan telah bulat sehingga Reno Pinang pun setuju, Rambun memulai perjalanannya, Ia berjalan seorang diri keluar masuk hutan, mendaki dan menuruni gunung,
Suatu ketika, Rambun menumpang istirahat di rumah seorang petani yang sedang menggarap ladangnya di tepi hutan, Rambun membantu petani tersebut bekerja. Si Petani memberi tahu bahwa untuk menuju Negeri Terusan Cermin, ia harus melewati hutan sebelah barat. Petani tersebut memberikan tongkat sakti bernama Manau Sungsang, Saat melanjutkan perjalanan, Rambun bertemu dengan seorang laki - laki yang sedang di lilit ular. Dengan bantuan Tongkat Manau Sungsang, ia dapat melepaskan orang tersebut dan membunuh ular besar itu. Sebagai ungkapan terima kasih, orang tersebut bersedia mengantar Rambun Pamenan ke Negeri Terusan Cermin. lalu mereka pun sampai di dusun dekat Istana Raja Angek Garang.
Setelah mengamati, Rambun pun mendatangi istana dan segera di hadang oleh para hulubalang. Tongakt Manau Sungsang, Rambun dapat ke sana kemari seperti mainan. Dengan bantuan Tongkat Manau Sungsang, Rambun dapat melumpuhkan para hulubalang.
Mendengar anak buahnya di kalahkan, Palimo Tadung pun turun tangan Namun, ia juga bisa di kalahkan oleh Rambun Pamenan dengan tongkat saktinya.
Raja Angek Garang yang mendengar kejadian tersebut sangat murka Ia marah karena para hulubalang nya tak bisa menjalankan tugas dengan benar. Dengan pedang terhunus, ia mendatangi Rambun.
" Kamu tidak akan sanggup melawanku, bocah kecil Pedangku sangatlah sakti," Raja Angek Garang.
Ketika Raja Angek Garang agak lengah, Rambun pun loncat memukulkan tongkatnya ke arah Raja Angek Garang. Pedang Raja Kejam itu pun lepas dari genggamanya, Saat itu juga Rambun memukulkan tongkatnya ke kepala Raja Angek Garang hingga jatuh tersungkur, Raja kejam itu pun tewas. Rakyat yang menyaksikan sangat gembira karena Rambun bisa membebaskan mereka dari raja yang kejam itu.
Rambun Pamenan pun akhirnya berhasil membebaskan ibunya, Rakyat Negeri Terusan Cermin pun meminta Rambun Pamenan untuk memimpin negeri mereka namun, Rambun menolaknya karena tujuan utamanya hanyalah untuk membebaskan sang Ibu yang selama ini di culik Raja Angek Garang.
KEMBALI KE CERITA DARI SUMATRA BARAT