Kisah Putri Serindang Bulan Yang Baik Hati ( Cerita dari Bengkulu )

,



PUTRI SERINDANG BULAN YANG BAIK HATI

Putri Serindang Bulan sangat cantik dan baik hati.Ia adaah putri ke tujuh Raja Marang, Raja itu sudah wafat sehingga kerajaan di perintah oleh putranya Ki Karang Nio yang bergelar Sultan Abdullah.

Banyak pangeran yang ingin melamar Putri Serindang Bulan, Namun setiap kali,ada datang yang melamar, putri ini langsung menderita sakit kuta. Oleh karena itu, lamaran atau pertualangan itu tidak pernah berlanjut. Penyakit itu sembuh setiap pertunangan di putuskan. Sudah sembilan kali hal ini terjadi. Hal ini di anggap aib oleh kakak- kakaknya. Karena itu, mereka ingin mebuang sang putri dan di biarkan kelaparan di hutan.

Ki Karang Nio di tugaskan untuk membuang sng putri. Ia sangat menyangi adiknya, tetapi ia tidak kuasa melawan keputusan kakak-kakaknya.

Pada hari yang di tentukan berangkatlah Ki Karang Nio dan Putri Serindang Bulan ke hutan. Sepanjang perjalanan, Ki Karang Nio mencari cara untuk menyelamatkan adiknya. Ketika sampai di tepi Sungai Air ketahun, Ki Karang Nio mengajak adiknya berhenti berjalan.

Adikku, aku menemukan jalan untuk menyelamtkannmu,
Ki Karang Nio membuat sebuah rakit untuk menghanyutkan adiknya
Selamat tinggal kak... Semoga kita bertemu kembali ucap Putri Serindang Bulan sambil meneteskan air mata. kakaknya berdoa agar adiknya selamat.
Setelah berhari - hari hanyut Putri Selendang Bulan terdampar di Pulau Pegat. Ia di temukan oleh raja Indrapura yang kebetulan sedang di pulau itu. Putri Selendang Bulan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, Raja Indrapura pun sangat, terharu dan mengajak Putri Selendang Bulan di istananya di Negri Setia Barat. Lalu ia menikahi sang putri.

Pernikahan ini di dengar oleh kakak - kakak sang putri Mereka sangat terkejut. Kakak tertua yang bernama Ki Gete sangat marah karena Ki Karang Nio membohongi mereka namun, mereka tidak bisa berbuat apa pun karena takut murka Raja Indrapura. Mereka berniat menghadiri pesta pernikahan adiknya di Negri Setia Barat itu.

Raja Indrapura dan Putri Serindang Bulan menyambut kakak-kakaknya dengan ramah, Tak ada sedikit pun dendam di hati Putri Serindang Bulan bahkan, saat hendak pulang ke Lebong, Raja Indrapura memberikan banyak perhiasan kepada mereka.

Di perjalanan pulang, kapal mereka di terjang badai dan hampir karam, Mereka terdampar di sebuah pulau bernama Ipuh. Perhiasan - perhiasan yang di berikan oleh Raja Indrapura karam di dasar laut yang tersisa hanyalah harta milik Ki Karang Nio.
Kelima kakaknya menjadi iri dan berniat mencelakai Ki karang Nio.

Ki Karang Nio mengetaui niat jahat kakak- kakaknya lalu, ia membagi perhiasanya dengan jumblah yang sama rata, kepada masing - masing kakaknya. Kelima kakaknya menjadi malu atas sikap mereka.




Adikku, kami malu pada sikap kami yang dengki, Teryata kau adalah adik yang arif dan bijaksana. Kami sangat menyesl dengn semua yang telah kami perbuat.
Sekarang kembalilah kau ke lebong biarlah kamai tinggal di pulau ini.

Ketika Ki Karang Nio berpamitan kepada kakak- kakaknya salah seorang kakaknya berkata," Huo ite sa okk... kame cigai belek. ( Saat ini, kita berpisah dan kita tidak akan berjumpa lagi ) Sejak itu, nama tempat mereka berpisah itu di sebut Teluk Sarak yang berasal dari kata Sa'akk... yang artinya berpisah.

Ki Karang Nio memerintah Lebong dengan arif bijaksana, Ia menikah dengan putri raja dan mempunyai dua orang putra, Ki pati dan Ki Pandan.Ketika usianya tua meminta adiknya putri serindang bulan memilih salah satu putranya itu untuk menjadi raja di Lebong.

Putri Serindang Bulan memilih Ki Pandan menjadi raja. Sementara itu Ki Pati mendirikan Biku di daerah yang kini di namakan Semelaka.

KEMBALI KE CERITA DARI BENGKULU