Kisah Kasih Sayang Kakak Si Tanduk Panjang ( Cerita dari Sumatra Utara )

,



KASIH SAYANG KAKAK SI TANDUK PANJANG

Dahuku kala, ada sebuah keluarga yang hanya mempunyai seorang anak perempuan. Suami istri itu ingin mempunyai anak laki - laki untuk meneruskan keturunan mereka

Suatu ketika sang istri mengandung lalu lahirlah bayi laki - laki Namun, anehnya bayi laki - laki ini mempunyai tanduk yang panajang di kepalanya. Ayah dan ibunya sangat kecewa dan tidak bisa menerima kenyataan itu.


Sang ayah memasukkan bayi laki-laki itu ke dalam peti. Di dalamnya, di letakkan juga segenggam beras dan sebutir tekur, lalu peti tersebut di hanyutkan di sungai.


Anak perempuan keluarga itu melihat apa ayang di lakukan sang ayah. Ia sangat sedih, Diam - diam ia mengikuti aliran sungai yang membawa adiknya itu , saat mendengar suara tagis adiknya, ia membujuk adiknya itu.


Adikku, si Tanduk Panjang jangan menangis sayang Kalau kau lapar, makanlah sebutir beras agar kau merasa kenyang. katanya dari pinngir sungai sambil terus mengikuti adiknya hanyut. Tangis adiknya berhenti. Begitu seterusnya, Jika adiknya mulai menangis. ia akan membujuknya untuk memakan sebutir beras. Suatu ketika terdengar suara anak ayamm menciap - ciap dari dalam peti. Telur yang di letakkan sang ayah teryata telah menetas.


Tak terasa peti kayu sang adik telah hanyut berbulan - bulan . Suatu hari karena terbawa arus peti tersebut terdampar ke pinggir sungai . Sang kakak sangat gembira. Ia meraih peti itu, Seorang anak laki- laki melompat keluar dari dalam peti beserta seekor ayam jantan, Anak laki - laki itu, si Tanduk Panjang, gagah dan tanpan tanduk di kepalanya telah hilang. kakak beradik itu berpelukan, Mereka bersukur bisa di pertemukan kembali.

Mereka melanjutkan perjalanan ke desa terdekat Namun, teryata untuk masuk ke desa itu mereka harus mengadu ayam. Kalau menang mereka akan mendapatkan harta kekayaan, Kalau kalah mereka harus mau jadi pelayan. Kakak adik itu terpakasa mengadu ayam mereka dengan ayam salah seoarang warga. Ternyata ayam jagho si Tanduk panjang memenangi pertandingan. Mereka pun mendapatkan kekayaan dan di jamu makan oelh warga desa.



Mereka pamit untuk pergi ke desa selanjutnya Ternyata setiap desa yang mereka leawati mempunyai persayaratan yang sama. Mereka hasrus mengadu ayam sebelum masuk desa. Ayam si Tanduk panjang selalu memenangkan pertarungan itu. Harta kedua kakak beradik itu pun banyak.

Suatu hari mereka tiba di sebuah desa yang teryata adalah desa kelahirannya mereka. Orangtua kedua anak itu mengetaui kedatangan mereka. Kedua orang yng renta itu segera datang menemui si Tanduk Panjang dan Kakak perempuannya.
Kedua orangtua itu sangat sedih, Mereka menyesal telah membuang anak laki- laki mereka karena itu juga mereka kehilangan anak perempuan.

Ayah, Ibu inilah si Tanduk Panjang, Adik laki - lakiku yang kalian buang sewaktu bayi,: kata si anak perempuan.

Kedua orang tua itu memeluk si Tanduk Panjang dengan beruurai air mata, Mereka meminta maaf Akhirnya keluarga itu kembali hidup bersama dengan bahagia.

 KEMBALI KE CERITA DARI SUMATRA UTARA