Datuk Darah Putih ( Cerita dari Jambi )
Datuk Darah Putih adalah seorang Hulubalang terkenal di sebuah kerajaan negeri Jambi. Ia di sebut Datuk Darah Putih karena ketika ia terluka, darah yang keluar adalah darah putih. Ia pun patuh pada titah Raja, darah selalu bisa menyelesaiakan seluruh tugasnya dengan baik. Raja sangat hormat kepadanya.
Datuk Darah Putih memimpin pasukan inti, Kerajaan yang terdiri atas orang - orang pilihan. Para prajurit itu sangat menghormati pimpinannya.
Suatu ketika ada laporan bahwa tentara Belanda akan datang ke negeri Jambi, melalui jalur laut. Raja dan Datuk Darah pun berunding. Mereka tidak akan membiarkan bangsa asing itu mengusai kekayaan alam dan hasil bumi. Datuk Darah Putih membuat strategi mengusir bangsa asing itu melewati Selat Berhala.
Ia mempersiapkan pasukan dan segala perlengkapan serta keperluan perang yang tangguh Saat itu, istri Datuk sedang hamil tua, namun ia tegar Ia dan rakyat yang megantar kepergian sang Satuk dan para prajurit, serta berdoa untuk keselamatan mereka.
Sesampai di Pulau Berhala, Datuk Darah Putih membuat benteng - benteng pertahanan, Selama menunggu mush datang , ai juga melatih mental para prajurit itu,
Akhirnya datanglah iring- iringan kapal Belanda Datuk Darah Putih segera memberi aba-aba pada pasukanya untuk menyerbu. Pasukan Datuk Darah Putih berloncatan ke Kapal Belanda, pasukan Belanda kalah.
Beberapa hari kemudian datanglah kapal - kapal Belanda dengan serdadu yang lebih banyak. Mereka di lengkapi meriam dan alat - alat perang namun pasukan Datuk darah Putih tidak takut. Pertempuran berlangsung tidak imbang dan memakan waktu berhari - hari.
Datuk Darah Putih terkena tebasan pedang. Darah putih mengalir dari lehernya , " Dalam keadaan luka parah tersebut, Datuk Darah Putih tetap tegap. Ia mengingatkan mereka untuk terus bertempur sampai titik darah penghabisan.
Prajirit membawa Datuk Darah Putih ke dalam benteng. Darah putih masih menetes dari leher datuk. Ia meminta salah satu pasukannya mencari batu sangkalan yang tipis, dan meminta menutupkan di lukanya. Darah putih pun berhenti menetes.
Ketika lukanya sudah tertutup Datuk Darah Putih segera berdiri dan melanjutkan pertempuran, Semua anak buahnya pun pantang menyerah. Apalagi setelah meliaht pimpinan mereka yang tetap peantang menyerah meskipun telah terluka parah.
Akhirnya pasukan Datuk Darah Putih kembali memenangi pertempuran. Serdadu Belanda kalah, Mereka pulang ke kerajaan. Datuk Darah Putih di papah karena terluka parah.
Sesampainya di rumah, Datuk Darah Putih di sambut istri dan bayinya yang teryata telah lahir. Datuk Darah Putih mendekap bayinya itu dengan kembali kebuaian Datuk darah Putih duduk di lantai rumahnya, lalu berbaring, Saat itulah ia menghembusakan napas terakhir, namu ia tampak bahadia karna telah bisa membela rakyat dan melihat bayinya.
KEMBALI KE CERITA ASLI DARI JAMBI
Datuk Darah Putih memimpin pasukan inti, Kerajaan yang terdiri atas orang - orang pilihan. Para prajurit itu sangat menghormati pimpinannya.
Suatu ketika ada laporan bahwa tentara Belanda akan datang ke negeri Jambi, melalui jalur laut. Raja dan Datuk Darah pun berunding. Mereka tidak akan membiarkan bangsa asing itu mengusai kekayaan alam dan hasil bumi. Datuk Darah Putih membuat strategi mengusir bangsa asing itu melewati Selat Berhala.
Ia mempersiapkan pasukan dan segala perlengkapan serta keperluan perang yang tangguh Saat itu, istri Datuk sedang hamil tua, namun ia tegar Ia dan rakyat yang megantar kepergian sang Satuk dan para prajurit, serta berdoa untuk keselamatan mereka.
Sesampai di Pulau Berhala, Datuk Darah Putih membuat benteng - benteng pertahanan, Selama menunggu mush datang , ai juga melatih mental para prajurit itu,
Akhirnya datanglah iring- iringan kapal Belanda Datuk Darah Putih segera memberi aba-aba pada pasukanya untuk menyerbu. Pasukan Datuk Darah Putih berloncatan ke Kapal Belanda, pasukan Belanda kalah.
Beberapa hari kemudian datanglah kapal - kapal Belanda dengan serdadu yang lebih banyak. Mereka di lengkapi meriam dan alat - alat perang namun pasukan Datuk darah Putih tidak takut. Pertempuran berlangsung tidak imbang dan memakan waktu berhari - hari.
Datuk Darah Putih terkena tebasan pedang. Darah putih mengalir dari lehernya , " Dalam keadaan luka parah tersebut, Datuk Darah Putih tetap tegap. Ia mengingatkan mereka untuk terus bertempur sampai titik darah penghabisan.
Prajirit membawa Datuk Darah Putih ke dalam benteng. Darah putih masih menetes dari leher datuk. Ia meminta salah satu pasukannya mencari batu sangkalan yang tipis, dan meminta menutupkan di lukanya. Darah putih pun berhenti menetes.
Ketika lukanya sudah tertutup Datuk Darah Putih segera berdiri dan melanjutkan pertempuran, Semua anak buahnya pun pantang menyerah. Apalagi setelah meliaht pimpinan mereka yang tetap peantang menyerah meskipun telah terluka parah.
Akhirnya pasukan Datuk Darah Putih kembali memenangi pertempuran. Serdadu Belanda kalah, Mereka pulang ke kerajaan. Datuk Darah Putih di papah karena terluka parah.
Sesampainya di rumah, Datuk Darah Putih di sambut istri dan bayinya yang teryata telah lahir. Datuk Darah Putih mendekap bayinya itu dengan kembali kebuaian Datuk darah Putih duduk di lantai rumahnya, lalu berbaring, Saat itulah ia menghembusakan napas terakhir, namu ia tampak bahadia karna telah bisa membela rakyat dan melihat bayinya.
KEMBALI KE CERITA ASLI DARI JAMBI