Kisah Sungai Kawat ( Cerita dari Kalimantan Barat )
Di Kalimantan Barat ada sungai besar dan sangat terkenal, Yaitu Sungai Kapuas. Sugai Kapuas mempunyai anak- anak sungai yang mengalir ke berbagai daerah di Kalimantan Brata Salah satunya, anak sungai itu ada yang bernama Sungaiu Kawat.
Dahulu kala, sungai kawat, itu tidak mempunyai nama. Di dekatnya hiduplah nelayan miskin bersama istri dan anak - anak mereka. Suatu hari, seperti sedia kala, nelayan itu pergi memancing. Ia membawa dua buah kail sebagai cadangan, jika kail yang satu putus, Ia mendayung perahunya masuk ke sungai itu. Ia memancing di sana. Sampai siang, ia belum juga mendapatkan ikan, tetapi ia tidak putus asa.Ia berpindah - pindah mencari tempat yang sekiranya banyak terdapat ikan. Ketika hari mulai sore, ia mendayung perahunya lebih jauh ke hulu, ia berhenti di sebuah teluk kecil yang berbatu dan sekitarnya di tumbuhi pohon - pohon yang besar.
Ia mulai mengail di tempat itu. Setelah lama menunggu , akhirnya ia merasakan pancingnya di tarik dengan kuat dari dalam air.
Ah,' akhirnya aku mendapat ikan, Wah berat sekali sepertinya ikannya besar, ' pikir si nelayan.
Tali pancingnya du ulur lebih panjang lagi supaya tidak terputus, lalu ia menariknya pelan - pelan.
Saat itu, hari telah muali gelap, Perairan di sekitar itu memang tampak kehitaman karaena di tumbuhi tanaman merambat dan lumut. Si Nelayan berusaha pelan - pelan menarik pancingnya agar ikanya tidak lepas. Ketika seluruh pancingnya telah terangkat keluar, ia tak melihat seekor ikan pun. Benda yang menyangkut pada tali pancingnya adalah ujung sebuah kawat.
Sang Nelayan mengamati kawat berwarna kekuningan yanag menyangkut di tali pancingnya. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa kawat tersebut adalah kawat emas. Ia sangat senang, Pelan - pelan ia menarik kawat tersebut. Ia terus di tariknya Kawat tersebut sehingga bergulung - gulung di dalam perahunya. Dengan serakah, ia terus menambah gulungan - gulungan kawat itu.
" Aku harus mengambil sebanyak - banyaknya , Aku akan jadi kaya raya, serunya kegirangan.
" Sudah... sudah, potong saja kawatnya.... " Sebuah suara dari dalam air memperigatkanya Namun, nelayan itu tetap tidak peduli.
Gulungan kawat emas itu semakin membesr di dalam perahunya, Lama - kelamaan, air masuk ke dalam perahu. Si Nelayan baru tersadar ketika air telah memenuhi perahunya, Namun terlambat Perahu itu tenggelam bersama nelayan itu ke dasar sungai. Ia tidak pernah muncul lagi dan mati karena keserakahanya, Sejak itu sungai tak bernama itu di beri nama Sungai Kawat.