Kisah Kali Gajah Wong ( Cerita dari DI Yogyakarta )

,



Dahulu, Kerajaan Mataram pernah berpusat di Kotagede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Karajaan ini di pimpin oleh Sultan Agung. Sultan Agung mempunyai ribuan prajurit, pasukan berkala dan pasukan gajah, serta abdi dalem.
Di antara abdi dalemnya, ada seorang laki-laki bernama Ki Sopa Wira yang bertugas merawat gajah Sultan yang bernama Kyai Dwipangga. Setiap hari, Kyai Dwinpangga di mandikan di sungai dekat Keraton Mataram. Gajah yang berasal dari negeri Siam ini sangat menurut dan diperlakukan lembut oleh Ki Sopa Wira.
Pada suatu hari, Ki Sopa Wira tidak bisa menjalankan tugasnya memandikan Kyai Dwipangga. Ia pun meminta adik iparnya Ki Kerti Pejok untuk menggantikannya.
Kerti, tolong mandikan Kyai Dwipangga, aku tidak bisa, karena sedang sakit" kata Ki Sopa Wira.
" Baiklah, tetapi bagaimana kalau Kyai Dwipangga tidak mau kusuruh beremdam, kang ?' jawab Ki Kerti.
" Biasanya aku, tepuk kaki belakangnya dan kutarik buntutnya, " jawab Ki Sopa Wira, " Ki Kerti pun berangkat bersama Kyai Dwipangga, Ia tak lupa membawa dua buah Kelapa untuk makan si gajah.
Sebuah kelapa yang di lemparkan ke Kyai Dwipangga langsung di tangkap gajah itu, dengan belalainya. Setelah di pecahkan di batu besar kelapa itu, langsung di tangkapnya begitu juga kelapa kedua.

Belum selesai Kyai Dwipangga menyantap kelapa kedua Ki kerti sudah menyuruh Kyai Dwipangga untuk berjalan lagi, Pantatnya di pukul dengan cemeti.Di sungai, Ki kerti menyruh Ki Dwinpangga untuk berendam, Ki kerti pun mulai memandikan gajah itu dengan menggosok badan nya menggunakan daun kelapa. Setelah. bersih gajah itu di giringnya kembali ke Keraton

" Besok tolong mandikan lagi ya, Dia harus di mandikan setiap hari, ujar Ki Sopa ketika Ki Kerti dan Kyai Dwipangga tiba, tapin jangan di kali sebelah hilir ya'
Kesekan harinya, Ki Kerti kembali menjemput Kyai Dwipangga. Saat itu, cuaca mendung, tetapi tidak turun hujan, Teryata air di tempat biasa memandikan Kyai Dwipangga surut.
Ah, mana mungkin bisa memandikan gajah di sini, beremdam saja tidak bisa, pikir Ki kerti. Ia pun membawa Kyai Dwipangga ke hilir.

" Nah, di sinilah lebih dalam, Biar kumandikan di sini saja. Dasar Sutan yang aneh, Kenapa selama ini tidak di amandikan di sini saja, Airnya lebih besar , " gerutu Ki Kerti sambil menggosok Kyai Dwipangga.
Tiba-tiba, banjir bandang datang dari arah hulu, Ki Kerti berteriak - teriak minta tolong sambil melambai - lambai kan tangannya. Ia hanyut dan tenggelam bersama Kyai Dwipangga ke laut selatan dan meninggal dunia.

Untuk mengingat kejadian tersebut, Sultan Agung menamakan sungai itu, Kali Hajah Wong karena menghanyutkan gajah, dan wong ( orang ) Kali ini terletak di belah timur Yogyakarta

KEMBALI KE CERITA DARI DI YOGYAKARTA