Kisah I Tui Tuing ( Cerita dari Sulawesi barat )

,



Di sebuah desa nelayan, hiduplah suami isti dengan anak mereka bernama I Tui Tuing, I Tui Tuing adalah pemuda yang rajin dan suka menolong, Namun penduduk kampung tidak menyukainya karena tubuhnya bersisik seperti tui tuing atau ikan terbang. Karena  itu, penduduk kampung pun menjulukinya dengan Tui Tuing. Mereka tak berhenti mencerca dan menghina ini.

Bagaimana rupa Tui Tuing dan sebagiamana buruknya penduduk menghinannya orang tuanya sangat menyayangi Tui Tuing. mereka selalu mengusahakan apa pun yang di butuhkan Tui Tuing.

Suatu hari, Tui Tuing terlihat sedih, dan murung Ia tanpak termenung. Orang tuanya menghampiri dan bertanya kepadanya.
Ayah Ibu aku ingin sekali mempunyai istri. Aku pun sadar diri dengan kondisiku. Karena itu,aku tidak menuntut macam - macam asal dia baik dan mau menerimaku itu sudah cukup.
Kedua orangtuanya berjaanji untuk melamarkan seorang gadis untuk I Tui Tuing, kemudian mereka mendatangi setiap penduduk yang punya anak gadis, Namun kedatangan merekaa di sambut dengan cacian dari orang tua dan gadis yang mereka datangi.

Kedua orang itu sangat sedih dan tidak tega mengatakan hal itu kepada I Tui tuing. Mereka berpikir keras mencari rumah yang belum mereka datangi. Akhirnya I Tui Tuing meminta ayah ibunya untuk melamarkan anak gadis juragan kaya di kampung mereka. Kedua orang tuanya tidak setuju , Namun I Tui Tuing teus membujuk mreka karena itu, dengan membawa buah tangan kue kukus dan sedikit buah, suami isti ini berangkat ke rumah jurgan yang di maksud. 

Di lua dugaan, jurgan kaya tersebut menyambut mereka dengan ramah dan baik. Ia memanggil anak- anak gadisnya dan bertanya kepada mereka siapa yang bersedia menikah dengan Tui Tuing namun, Kejadian serupa terulang, Para gadis itu malah mencerca I Tui Tuing di depan orang tuanya. Orang tua I tui Tuing sangat sedih. Mereka pun berpamitan.

Tiba-tiba, ada suara menahan mereka, " Bagaimana kalau aku yang menikah denganya ? ' Itu adalah suara siti Rukiah, salah satu anak gadis juragan itu, yang tadi belum keluar. Gadis ini tidak cantik seperti kakak-kakaknya, Kulitnya kusam dan hitam, Meskipun kondisinya seperti itu, orangtua I Tui Tuing sangat senang, Juragan kaya itu dan orangtuanya I Tui Tuing menikahkan mereka.

Setelah menikah, I Tui Tuing dan Siti Rukiah tinggal di rumah panggung di atas tanah milik rukiah. I Tui Tuing tetap rajin bekerja mencari napkah untuk mereka. Mereka berdua hidup sangat bahagia dan saling menyayangi. Hal itu mengetuk hati para dewa.

Suatu pagi, Siti Rukiah dan I Tui Tuing terkejut ketika menyaksikan tubuh mereka berdua i Tui tuing telah berubah menjadi seorang laki-laki tampan. 
Sementara itu, Sitiu Rukiah menjadi gadis cantik, Teryata itu merupakan kecantikan asli Rukiah sebelum ia di gunkan kakak-kakaknya yang iri padanya.

Melihat betapa tampanya I Tui Tuing kakak-kakaknya Siti Rukiah sangat menyesal, Sepanjang waktu, mereka telah menunggu pria setampan I Tui Tuing konon akhirnya mereka tidak pernah menikah karena sifat kasar dan culas yang mereka miliki.