Kisah Empat Sultan( Bidadari Dari Khayangan Maluku Utara )

,



Zaman dahulu kala, seorang pemuda bernama Jafar Sidik yang di tinggal di Desa Salero Ternate. Pekerjaanya adalah mencari kayu bakar dan menjual nya ke pasar.
Suatu hari, ia beristirahat di sebuah telaga di tengah hutan.Telaga tersebut bernama Telaga Air Sentosa. Ketika sedang duduk -duduk melepas lelah, ia melihat  ada pelangi di atas telaga Lalu, turunlah tujuh bidadari cantik yang kemudian mandi dan bercanda di telaga.
Jafar Sidik jatuh hati pada bidadari berbaju ungu. Bidadari berbaju ungu itu teryata adalah si bungsu, Lalu, Jafar mencuri selendang berwarna ungu dan menyembunyikanya. 
Bidadari bungsu di tinggal oleh kakak -kakanya ke khayangan.Ia menangis tersedu-sedu. Jafar Sidik segera menghampirinya dan menawarinya untuk tinggal di rumahnya. 
Jafar Sidik lalu menyembunyikan selendang ungu itu di dalam bubungan di rumahnya. Lalu ' Ia mengajak Bidadari bungsu yang bernama putri Boki Nurfaesyah untuk menikah. Sang Bidadari mengajukan syarat bahwa Jafar Sidik harus merelakannya pergi jika ia menemukan selendang ungunya, Jafar Sidik menyetujuinya.
Setelah menikah, Jafar Sidik semakin rajin bekerja.Mereka di karuniai empat orang putra yang gagah.Ia mendidik mereka menjadi anak- anak yang taat beragama, hidup saling menyayangi, tolong menolong. 
Putri Boki Nurfaeasyah  sangat berbahagia dengan keluargannya Namun, terkadang ia juga rindu keluarganya di Khayangan. 
Suatu hari, putri Boki Nurfaesyah melihat pelangi di atas bubungan rumahnya. Ketika ia mendekati bubungan rumahnya itu, ia melihat sehelai selendang ungu terselip.Ia sangat sedih karena teryata suaminyalah yang menyembunyikan selendang itu. 
Dengan segera, ia memakai selendang itu dan mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anaknya. Keempat anaknya menangis Namun Putri Boki meliukkan tubuhnya dan terbang sambil meneteskan air mata. 
Ke empat anaknya memanggil-manggil sambil menangis 
Jafar Sidik pulang dari ladang, Ia terkejut melihat keempat putranya menangis, Si sulung menceritakan bahwa Ibu mereka telah pergi Jafar Sidik sangat terkejut. Namun ia juga menyesal perbuatanya. Selain itu, ia juga sudah berjanji dan harus ia tepati. 
Jafar Sidik tak ingin terus - menerus bersedih.Ia semakin rajin bekerja untuk keempat putranya.Ia juga mengurus dan mengajari anak-anaknya dengan sangat baik. Keempatnya pun tumbuh menjadi pemuda-pemuda tanpan, taat beragama, dan suka menolong.
Ketika dewasa, keempat putranya menjadi pemimpin dia susunan pemerintahan Maluku.Putra Sulung menjadi Sultan di Bacan, Putra kedua menjadi sultan di Jailolo, Putra ketiga menjadi Sultan di Tidore, dan sibugsu menjadi sultan di Ternate. dari merekalah. lahir pemimpin - pemimpin tanguh di Maluku.


KEMBALI  DARI MALUKU UTARA