Brave Story
Dahulu kala, di Daratan Tinggi Skotlandia, ada kerajaan bernama DunBrosch.Raja Fergus dan Ratu Elinor memerintah negri itu, Mereka memiliki tiga putra - si kembar tiga bernama Harris, Hubert dan Hamish - serta bernama Merida. " Setiap hari, Ratu Elinor menghabiskan waktu berjam - jam untuk mengajar Merinda bagaimana seharusnya putri bersikap,Namun Merinda tak mau mendengarkan.Ia lebih suka menghabiskan waktu bersama kudanya, Angun dan berlatih memanah. "Suatu hari,Ratu Elinor memberitahu ada pelamar dari tiga Klan Daratan Tinggi yang akan berkunjung ke DunBroch dengan tujuan bersaing memperebutkan Merinda untuk di persunting. " Merinda ketakutan," Aku tak mau melakukanya," Ia berseru,Ratu Elinor menceritakan suatu Legenda pada mereka. tentang pangeran pada zaman dulu, yang tak mau mengikuti tradisi -tradisi kerajaannya. Kerajaan itu Jatuh." Legenda merupakan pelajaran," sang ratu memperingatka, " Tak lama berseland, kapal - kapal para Klan berlabuh ke DunBroch.Keluarga kerajaan menyambut tamu mereka di Aua Agung. " Lord Macintosh,MacGuffin dan Dingwall maju untuk memperkenalkan para putra sulung mereka. " Sementara Ratu Elinor menjelaskan peraturan pertandingan, minat Merinda bangkit,Ia yang akan menentukan perlombaannya. " Aku memilih panahan " serunya. " Hari berikutnya, orang - orang menyaksikan para peserta berlomba.Anak panah MacGuffin Muda dan Macintosh Muda melesat sedikit dari target.Namun, Dingwall memanah tepat ke pusat target!' .Tepat pada saat itu, Merida datang ke lapangan. " Aku akan memanah untuk memenangkan diriku sendiri" serunya.Merinda membidik,Satu.'dua, tiga, anak panah mengena tepat di pusat target. Merinda senang sekali - hingga Ratu Elinor yang marah menyeretnya kembali ke istana.
" Kau mempermalukan mereka," teriak sang ratu pada Merida ketika mereka hanya berdua. " Kau mempermalukanku," Namun, Merida tidak peduli.Ia terlalu marah.Ia menebaskan pedang ke permadani dinding keluarga, membelahnya menjadi dua. Sebelum Ratu Elinor sempat mengatakan apa pun.Merida berlari keluar istana.Ia melompat ke punggung Angus dan melesat ke hutan. " saat Mereka berkuda di hutan, muncullah seberkas cahaya biru, Merida belum pernah melihat hantu cahaya legendaris itu. Dengan takjub, ia mengikuti cahaya tersebut ke pondok kecil. " Penyihir tua tinggal di situ, Merida meminta mantra untuk mengubah ibunya, dan dengan berat hati, si penyihir memberinya kue ajaib kecil. " Dengan bersemangat,Merida pulang ke istana.Ia yakin kue itu akan mengubah pikiran ibunya soal pernikahan. Elinor lega melihat Merida selamat.Dengan gembira ia makan kue.Tetapi, setelah satu gigitan, ia mulai merasa sakit.Sambil menghindari Raja Fergus dan para bangsawan.Merida memapah ibunya naik kamar. " Merida membaringkan Elinor di tempat tidur.Beberapa menit kemudian, seekor beruang raksasa beranjak dari balik selimut.Sang ratu berubah wujud. " Merida harus membawa ibunya keluar dari istana.Ayahnya membenci semua beruang sejak beruang raksasa beranjak dari balik selimut.Sang ratu berubah wujud. " Merida harus membawa ibunya keluar dari istana.Ayahnya membenci semua beruang sejak beruang raksasa bernama Mor'du membuat ia kehilangan sebelah kaki. " Dengan bantuan adik-adiknya, Merida membawa Elinor menuruni undakan dan masuk ke hutan." Merida tahu ia harus menemukan si penyihir.Ia membawa ibunya ke pondok, namun tidak ada seorang pun di sana. Dalam periuk si penyihir,Merida menemukan pesan.:
"Nasi di ubah, lihat ke dalam, perbaiki ikatan yang putus oleh keangkuhan.
Sekonyong - konyong awan putih memenuhi udara.Ketika awan itu lenyap, semua yang ada dalam pondok pun lenyap.Yang ada hanya Merida dan Elinor." Merida dan Elinor bermalam di pondok si penyihi.Paginya, mereka lapar.Merida mengajari Elinor cara menangkap ikan. Keduanya bermain dan menciptakan air di sungai.Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, sang ibu dan putrinya menikmati kebersamaan mereka.
Beberapa saat kemudian.Merida dan Elinor menjelahi hutan mencari hantu cahaya. Tiba-tiba, muncul seberkas cahaya biru. merida dan Elinor mengikuti cahaya itu ke kastel kuno. Di dalam, Merida melihat bekas-bekas cakaran di dinding.Ia teringat pada cerita ibunya. Merida menyadari bahwa sang pangeran daam cerita itu telah di ubah menjadi Mor'du. " Pada saat itu,Mor'du muncul. " Beruang itu menerkam Merida.Ratu menarik sang putri dari jangkauan si beruang tepat pada waktunya.Merida dan ibunya berlari dari kastel yang sudah hancur tersebut. " Saat memandang ibunya,Merida sadar arti pesan si penyihir.Ia harus memperbaiki permadani keluarga yang di koyaknya.Itulah satu - satunya cara menyelamatkan Elinor. " Merida menyelundupkan ibunya kembali ke istana mereka.Di Aula Agung, para klan sedang berkelahi 'Merida harus melakukan sesuatu.' Ratu merasa dalam hatinya.... bahwa kita harus bebas mengikuti hati kita sendiri .... dan menemukan cinta pada waktu kita sendiri," kata Merida. Tergerak oleh kata-kata Merida, para bangsawan setuju bahwa Merida dan anak-anak mereka seharusnya bebas menikahi siapa pun yang mereka inginkan. " Merida dan Elinor berbegas ke lantai atas untuk mengambil permadani.Namun, Fergus mencium bau beruang.Ia menghambur masuk ke ruangan. Elinor panik dan berlari menuruni tangga, para bangsawan mengikuti. Merida mencoba menjelaskan bahwa beruang itu Elinor, tapi Fergus tidak percaya.Ia mengurung Merida dalam Ruang Permadani untuk mengamankannya. Kemudian sang raja pergi berburu beruang. " Merida harus keluar! Melalui lubang di pintu, ia melihat tiga anak beruang kecil.Mereka adik-adiknya, sikembar tiga' Mereka makan kue ajaib dan berubah menjadi beruang juga. Sikembar tiga membebaskan kakak mereka dan keempatnya melompat ke punggung Angus.Beruang - beruang mungil itu memegang tali kekang, sementara merida memperbaiki permadani.
Merida menemukan para pemburu di lapangan kecil di hutan. Mereka menangkap Elinor. " Mereka menghunuskan pedang.Ia takkan membiarkan ayahnya melukai ibunya. Tiba-tiba,Mor'du menghambur ke lapangan. Ketika ia mendekati Merida.Elinor melepaskan diri dari tali - tali yang mengikatnya.Ia mengempaskn Mor'du ke batu raksasa.batu besar itu terbelah, menimpa si beruang. " Setelah pertarungan, Merida menyelimutkan permadani yang telah diperbaiki pada Elinor. Tetapi, tidak terjadi apa-apa." Aku tak peduli apa pun wujudmu!, tangisnya." Kau tetap ibuku. aku sayang padamu," Merida membenamkan wajah ke bulu Elinor dan menangis.Ia tahu bahwa apa yang terjadi merupakan kesalahannya. Ia hanya berharap belum terlambat untuk memperbaikinya. " Ketika pagi tiba,Merida merasa ada tangan membelai rambutnya.Ia mendongak dan melihat ibunya tersenyum.Ketiga adik kembarnya juga berubah menjadi manusia kembali. Ikatan antara ibu dan putrinya telah di perbaiki. Mantra di hancurkan, Fergus takjub memandang keluarganya.Kemudian, dengan tawa lantang, ia maraih ke dalam pelukan.Seluruh keluarga itu kembali berbahagia bersama. " Di istana mereka,Merida dan Elinor mulai membuat permadani baru.Yang ini memperlihatkan tantangan yang pernah mereka hadapi dan atasi bersama.
'Kemudian, mereka memandang ketika klan-klan berlayar pulang Elinor tahu suatu hari nanti Merida akan menikah ketika gadis itu sudah siap. Dan Merida tahu ia tidak ingim mengubah apa pun tentang ibunya.Ia menyayangi sang satu apa adanya.