Dosanya Lebih Besar Tahu
Waktu ulangan agama Islam, Arsyad melihat Joko, teman sekelasnya, sedang menyontek. Di lihatnya,Joko sembunyi - sembunyi dan hati - hati membuka kertas contekanya. Kalau pandangan Pak Guru sedang tertuju kepada murid-muridnya Joko, pura - pura serious sedang mngerjakan ulangannya. Kalau pak Guru berjalan ke arahnya, Joko segera memasukkan kertas contekan, ke saku celananya, dengan gerakan tangan yang tidak mencurigakan. ketika istirahat tiba, Arsyad ,menemui Joko, di dekat kantin sekolah. kenapa kamu tadi menyontek, Jok? dosa besar, "Tau sergah Arsyad. Apa? Joko pura - pura tidak mengerti. Kenapa kamu menyontek ? " siapa yag menyontek ? Joko masih dengan gaya pura - pura. Dia malu jika kelakuan buruknya tadi di ketaui Arsyad. alah ndak usah pura-pura begitu!, Deh, Jok. Arsyad mencibirkan bibirnya. Aku tadi melihatmu menyontek, waktu ulangan agama Islam, tau! benar, kan ? Joko merasa kesal, malu, dan tidak senang dengan teguran Arsyad. Memangya kamu tidak pernah menyontek, apa ?! aku pernah melihatmu mencontek, tau ! tukasnya keras. Arsyad seketika terdiam. dia sedikit malu-malu. benar, kan, kamu pernah mencontek ulangan IPA? masa, sih, sama - sama menyontek, kamu temu tegur aku ? jangan sok kamu, Syad! bibir Joko mencibir. memang aku menyontek waktu ulangan IPA, kata Arysad mengaku. tapi dosanya menyontek ulangan IPA, itu tidak sebesar kalau kita menyontek ulangan pelajaran Islam, tau?.